Jumat, 27 November 2020

ANDAIKAN VENEZUELA TERDZOLIMI

Venezuela, negeri kaya minyak itu saat ini sedang dalam ancaman peperangan di dalam negeri yang diprovokasi AS. Jika Negeri ini babak belur karena ikut campurnya AS memerangi militer Venezuela, maka dipastikan rakyat Venezuela akan mengalami kesengsaraan yang tak dibayangkan sebelumnya oleh mereka.
Dua kubu antara pendukung pemerintahan sah dan kubu oposisi sama-sama akan dihadapkan pada kesulitan di berbagai sektor. Sebab negeri itu akan menjadi tungku menyala bagi seluruh warganya. Andaipun pemerintahan sah berhasil ditumbangkan dan oposisi mengambil alih kekuasaan atas bantuan asing, maka ke depannya Venezuela tidak akan mampu memulihkan keadaan seperti semula dalam jangka pendek. Pemimpin oposisi untuk sesaat mungkin merasa senang karena mendapatkan "sesuap" kursi kepemimpinan di pemerintahan dengan cara tak terhormat. Akan tetapi para pendukungnya yang ikut punya andil mengacaukan keadaan negerinya sendiri justru tak bisa mencicipi kebahagiaan selain hanya nestapa untuk waktu yang lama. Sebab ancaman bakal kehilangan harta benda dan keluarganya pastinya sulit dihindari dari peperangan.
Kehidupan Tak Normal.
Tak satupun orang yang bisa hidup normal di tengah peperangan yang tak mungkin bisa reda dalam sekejap. Sebab seluruh rakyat akan diliputi perasaan saling dendam dan curiga antara satu sama lain setelah kehilangan hal yang paling berharga dalam kehidupan normalnya.
Sepanjang waktu akan muncul teror, baik di siang hari maupun di malam hari yang gelap gulita. Tak ada suplai makanan, air bersih, obat-obatan dan kenyamanan tidur.  Venezuela bukan negara yang berpengalaman mengatasi perang saudara. Semua akan saling boikot dan merasa enteng untuk saling bunuh. Seperti pernah dialami Libya. Sementara para provokatornya sudah lepas tangan melarikan diri ke negeri-negeri seberang dalam jaminan tuan sponsornya.
Sekali-kali bom akan dijatuhkan pasukan asing menggempur tempat-tempat yang secara tiba-tiba akan dilabeli sebagai sarang "teroris". Padahal mungkin dibikin salah sasaran, dan yang akan menjadi korban adalah warga sipil biasa. Yang penting bom dijatuhkan untuk menciptakan suasana mencekam dan sekaligus sebagai peringatan kepada pemimpin oposisi agar jangan sekali-kali ingkar memenuhi janjinya untuk menyerahkan dominasi konsesi pengelolaan sumberdaya alam kepada negara adidaya yang membantunya meraih kekuasaan.
Rakyat Korban Hasutan.
Ketika nanti para pemimpin oposisi meraih mimpinya untuk berkuasa dan terjamin segala-galanya di istana.  Namun tidak demikian dengan pendukungnya. Mereka para pendukungnya justru tak lebih hanya merupakan sekelompok manusia yang ikut andil menghancurkan negerinya sendiri dan kemudian menjadi nelongso, yang pada awalnya pernah termakan hasutan para elit dari kalangan oposisi yang dibantu kelompok preman pengecut yang satu per satu bisa saja lari ke tempat pengasingan sementara di luar negeri. Sementara rakyat hanya tinggal mencicipi penderitaan yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya.
Satu alasan kenapa pasukan asing berani menginjak tanah Venezuela? Hal itu dikarenakan meyakini bahwa di negeri minyak tersebut telah berhasil diciptakan perpecahan, hingga merapuhkan persatuan yang seharusnya merupakan modal  bagi keutuhan negeri kaya minyak itu. Sejak beberapa tahun ke belakang di negeri itu terdapat satu pihak yang tak faham arti persatuan sebagai kekuatan bagi bertahan diri dari invasi asing.
Kalau ada yang tak mampu merasakan kekhawatiran  rakyat Venezuela saat ini, maka hatinya pasti  terbuat dari batu. Semoga  Indonesia tidak mengalami apa yang dialami Venezuela.