Sabtu, 20 April 2019

Tonil dan Impian Asing

Mengamati situasi yang berkembang belakangan ini. Apa yang saya rasakan hingga menyentuh sel-sel darah saya, adalah adanya kecenderungan pihak-pihak tertentu ingin menyingkirkan Jokowi. Bukan soal kalah dan menang lagi. Tetapi yang tertanam dalam lubuk hati dan kepala mereka adalah yang penting Jokowi lengser. Ini tentu akan tertanam di pihak-pihak yang memiliki kepentingan ke arah itu. Lalu mereka bersinergi. Adakah unsur asing di dalamnya. Saya menduga kuat, ada.

Satu pihak ada yang dendam karena aspirasinya untuk menumbangkan Pancasila dijegal Jokowi. Satu pihak lain ada yang tak senang jika Jokowi punya kebijakan ekonomi yang mengancam kepentingan negara2 industri tertentu. Satu pihak lain lagi ada yang tidak senang jika Jokowi akan membereskan korupsi, pengemplang pajak, perampok harta negara yang menyimpannya di bank-bank asing dan lain sebagainya. Sementara alasan-alasan pembenaran akan mengemuka dan dikemas sedemikian rupa untuk mengelabui rakyat. Buntut-buntutnya tema kecurangan pun disematkan ke leher Jokowi sebagai pemimpin negara saat ini. Puncaknya apa? Tentu menuntut Jokowi lengser sebagai kepala negara.

Tunggu..! Tahun 1998 Soeharto bisa dengan mudah dilengserkan, dikarenakan hampir seluruh komponen bangsa mendukung gerakan pelengseran itu. Namun sekarang berbeda keadaannya. Tak semudah itu.  Bangsa ini punya cita-cita yang lebih luhur dari sekedar petualangan yang dikendalikan pihak-pihak tertentu yang loyal pada impian asing.

Jika anda-anda punya keinginan hidup sejahtera sebagai suatu bangsa di masa depan, maka jangan percaya pada konsep asing dan harus membuka mata serta menutup hati untuk memfasilitasi impian bangsa asing untuk meruntuhkan negeri ini.

Sekalipun kita dalam perbedaan, tapi pasti masih bisa bekerjasama membangun Negeri sendiri sambil merawat kearifan lokal Nusantara dengan penuh kesadaran nasionalisme. Bagi Jokowi mungkin soal sepele tidak menjabat lagi presiden. Tapi beliau pasti tak ikhlas jika Negeri ini terbiarkan dikuasai oleh asing melalui anasir-anasirnya yang berkeliaran dengan berbagai kedok aspiratif positif di seantero Nusantara ini. Begitupun saya, tak ikhlas. Anda bagaimana? (Medy P Sargo)